Yayasan Dharmais Mengadakan Operasi Katarak dan Bibir Sumbing di Yogyakarta

 

IMG_20170423_102436.jpg

Yayasan Dharma Bakti Sosial (Yayasan Dharmais) yang didirikan di Jakarta pada tanggal 8 Agustus 1975 kembali  memberikan bantuan di bidang kemanusiaan antara lain berupa operasi bibir sumbing dan katarak di Yogyakarta pada tanggal 22 April 2017. Yayasan Dharmais yang didirikan oleh salah satu putra terbaik bangsa Indonesia Bapak Jenderal Besar HM. Soeharto ini memang bertujuan untuk memberikan bantuan di bidang sosial dan kemanusiaan.  Berbagai bantuan di bidang sosial diantaranya bantuan kepada panti asuhan, pesantren singkat pelatihan usaha produktif, bantuan paket pakaian,  bantuan anak asuh dan perpustakaan. Untuk bantuan di bidang kemanusiaan selain operasi katarak dan bibir sumbing,  Yayasan Dharmais juga membantu para penderita Thalassemia bersama yayasan Thalassemia, Bank Mata dan penanggulangan penyakit kusta.

IMG_20170423_101854

Minggu, 22 April 2017 bertempat di RS Holistika Medika Yogyakarta, Yayasan Dharmais yang dibantu oleh Universitas Ahmad Dahlan dalam screening pasien kembali melakukan salah satu bakti sosial di bidang kemanusiaan. Yayasan Dharmais juga bekerja sama dengan PERDAMI (Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia) untuk melakukan operasi katarak. Pelayanan secara cuma-cuma untuk operasi katarak ini sudah dilaksanakan sejak tahun 1986. Menurut data yang dihimpun oleh Yayasan Dharmais sejak tahun 1986 sampai tahun 2016, operasi katarak sudah dilakukan kepada 132.833 penderita katarak dengan biaya total sebanyak Rp 37.108.583.290.

Operasi katarak dimulai sejak pukul 08.00 WIB dengan peserta sebanyak 50 orang. Peserta kebanyakan adalah lansia karena katarak banyak diderita oleh lansia. Ada beberapa faktor lain penyebab katarak yaitu efek sekunder dari diabetes dan hipertensi serta kontak lama dengan berbagai paparan radiasi ultraviolet. Operasi katarak berlangsung relatif singkat antara 30 menit sampai 1 jam.

Acara ini dibuka oleh kunjungan dari Ibu Hj. Siti Hardiyanti  Hastuti Rukmana (Titiek Soeharto) selaku pembina Yayasan Dharmais bersama rombongan dan PERDAMI Yogyakarta. Dalam memberikan bantuan kemansuiaan seperti operasi katarak ini, Yayasan Dharmais dan PERDAMI juga tidak tanggung-tanggung. Pasien pasca operasi akan dipantau sampai sehat. Salah satu pasien yang bernama bapak Sastro datang sejak tanggal 21 April 2017 sudah menginap di RS Holistika Medika demi untuk melakukan operasi katarak secara cuma-cuma. Beliau berasal dari kawasan pantai Baron, Gunung Kidul dan terlihat sumringah ketika sudah selesai dioperasi.

IMG_20170423_104054

Sementara itu pada hari yang sama juga dilaksanakan operasi bibir sumbing. Bertempat di  RSKB (Rumah Sakit Khusus Bedah) Ringroad Selatan, Yogyakarta, operasi dimulai sejak pukul 08.30 WIB.  Yayasan Dharmais juga bekerjasama dengan PERAPI (Perhimpunan Dokter Ahli Bedah Plastik Indonesia) untuk operasi bibir sumbing dan langit-langit.

Setelah mengunjungi RS Holistika Medika, pembina Yayasan Dharmais Ibu Hj. Siti Hardiyanti  Hastuti Rukmana (Titiek Soharto) mengunjungi pasien di RSKB Yogyakarta tepat pada pukul 10.00. Selanjutnya Ibu Titiek Soeharto melakukan sambutan bagi keluarga pasien bersama dengan pihak RSKB, pemda Bantul dan PERAPI di bagian barat RSKB. Dokter Sakura (PERAPI) menyampaikan bahwa terdapat beberapa faktor penyebab bibir sumbing diantaranya faktor genetik, nah beliau kemudian berpesan jika menemukan pasien bibir sumbing  segera diberitahu agar dapat mengikuti operasi bibir sumbing seperti ini.  Acara kemudian dilanjutkan dengan pemberian bingkisan kepada pasien dan ramah tamah.

IMG_20170423_105524

Menurut salah satu perawat di RSKB Ringroad Sselatan, peserta yang mengikuti operasi bibir sumbing total berjumlah 28 pasien. Jumlah tersebut sudah discreening oleh pihak kampus Universitas Ahmad Dahlan. Sebanyak 13 pasien  melakukan rawat jalan dan sisanya 17 pasien melakukan rawat inap. Operasi bibir sumbing rata-rata membutuhkan waktu sekitar 1-1,5jam dengan tingkat kesulitan masing-masing pasien.  Untuk bayi memerlukan waktu lebih dari 1,5 jam karena tingkat kesulitan yang berbeda. Selain itu menurut bapak Sumanto (57 tahun) pasien  asal Purworejo, beliau dioperasi sekitar 2 jam. Beliau mengalami bibir sumbing sejak lahir dan baru mendapatkan operasi secara cuma-cuma kali ini. Tersirat wajah bahagia dari istri beliau yang menemani di rumah sakit sejak tanggal 21 April 2017.

2 responses to “Yayasan Dharmais Mengadakan Operasi Katarak dan Bibir Sumbing di Yogyakarta”

  1. Say, kalau Siti Hardiyanti Rukmana itu mbak Tutut, kalo Bu Titiek itu Siti Hediati Hariyadi, 😉

    Like

    1. oh iya makasih mbak koreksinya 😄

      Like

Leave a comment